Gede Andika, Inisiator KREDIBALI

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang sangat penting untuk kemajuan dan keberlanjutan sebuah bangsa. Selain itu juga pendidikan adalah sarana untuk pembentukan karakter bangsa. Sehingga nantinya lahir generasi-generasi bangsa yang memiliki daya saing global tetapi masih tetap menjujung tinggi falsafah bangsa.

Menyadari hal tersebut I Gede Andika Wira Teja turut berperan serta untuk mencerdaskan anak bangsa melalui program kerja yang dijalankannya.

Lalu bagaimana awal mula Gede Andika tertarik dengan dunia Pendidikan?

Sebenarnya latar belakang pendidikan Gede Andika adalah Ekonomi, lalu kenapa ia memiliki konsen di bidang Pendidikan. Ia menceritakan bahwa Ekonomi yang ia amati adalah tentang masalah kemiskinan. Ia melihat bagaimana korelasi kemiskinan dengan pendidikan. Selanjutnya hal yang kemudian membuatnya benar-benar jatuh cinta pada dunia pendidikan adalah saat ia kuliah dan pindah ke Bali. Saat di Bali tersebutlah kemudian ia melihat ternyata masih banyak anak yang tidak hanya sekolah tetapi juga bekerja untuk membantu orang tua. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan dirinya, yang saat itu memiliki previlege untuk menikmati segala fasiltas pendidikan karena memang orang tuanya sangat peduli dengan pendidikan.

Dari peristiwa ini, kemudian pada tahun 2020 membuatnya tergerak untuk membangun suatu Komunitas Jejak Literasi Bali dan salah satu programnya  KREDIBALI  yang merupakan akronim dari Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan. 

Awal mula lahirnya KREDIBALI

Cerita gagasan awal munculnya kredi bali adalah saat terjadinya pandemi COVID-19. Saat itu ia pulang ke kampung halamannya di Desa Pemuteran Kabupaten Buleleng. Saat pulang ke kampung halamannya tersebut ia melihat bahwa kampung halamannya tidak seperti dulu, banyak wisatawan yang ada, setelah adanya pandemi Covid-19 Desa Pemuteran menjadi sepi. Tentu saja hal ini sangat berdampak bagi perekonomian masyarakat. 

Sebagaimana yang kita ketahui pada saat pandemi kegiatan belajar di sekolah dilakukan secara daring. Dan karena terbatasnya sarana maka kegiatan sekolah secara daring ini membuat siswa kesulitan. Karena kesulitan dalam belajar secara daring maka banyak siswa yang kemudian lebih memilih untuk membantu orang tua daripada belajar. 

Dari sinilah kemudian muncul gagasan bagaimana pada masa COVID-19 tersebut ia dapat menciptakan hal yang bermanfaat untuk anak-anak dan juga didukung oleh masyarakat. 

Rencana awal pulang ke kampung halaman adalah untuk berpamitan ke keluarga besar karena akan melanjutkan pendidikan S2 ke luar negeri. Namun melihat fakta yang terjadi di kampung halamannya ia kemudian memutuskan membatalkan pendidikan S2 ke luar negeri dan selanjutnya fokus dibidang pendidikan di kampung halamannya.

Mengenal lebih dekat Program KREDIBALI

KREDIBALI adalah pelatihan bahasa Inggris menggunakan sampah plastik sebagai alat tukarnya. Kenapa sampah? Karena sampah plastik adalah permasalahan yang dihadapi oleh desa Pemuteran. Sebagai desa wisata tentu saja banyak pengunjung yang datang dan pastinya akan banyak sampah juga yang dihasilkan. 

KREDIBALI ini program kerja sangat fleksibel pembelajaran mengacu kepada bahasa inggris dan tetap mengedepankan literasi lingkungan sejak dini. Pengenalan literasi lingkungan ini penting dilakukan sejak dini agar anak-anak bisa mencintai dan menjaga lingkungannya.

Hingga saat ini program KREDIBALI juga telah hadir di Batur tapi alat tukarnya berbeda. Kenapa berbeda? Hal ini karena disesuaikan dengan permasalahan yang dialami.  Desa Batur permasalahan yang dialami adalah penggundulan hutan, maka dari itu alat tukarnya adalah pohon. Jadi anak-anak memiliki satu pohon yang wajib disiram sebelum mengikuti kelas bahasa Inggris. 

Harapan yang ingin dicapai dari program KREDIBALI

Berikut ini adalah beberapa harapan yang diinginkan oleh Gede Andika terhadap program KREDIBALI.

Adanya peningkatan kemampuan bahasa inggris

Harapannya dengan adanya gerakan KREDIBALI anak-anak di Bali khususnya yang berada di daerah pelosok yang tidak punya akses untuk  bahasa Inggris atau pembelajaran yang diakses melalui gadget. Mereka tetap bisa belajar bahasa Inggris sehingga nantinya bisa berkontribusi disektor pariwisata.

Meningkatnya kesadaran masyarakat yang dimulai dari anak-anak sebagai inisiator

Anak-anak sebagai reminder bagi orang tua bahwa sampah plastik punya nilai. Sehingga bisa dimanfaatkan kembali. Bukan hanya itu anak-anak harapannya juga bisa mengedukasi tentang bahaya sampah plastik.

Meningkatnya kesadaran sosial

Kenapa sampah plastik bisa meningkatkan kesadaran sosial? Hal ini karena sampah plastik yang dikumpulkan tadi ditabung dan selanjutnya bekerja sama dengan LSM, sampah plastik tersebut ditukar dengan beras. Selanjutnya beras tersebut akan didistribusikan kepada lansia yang tidak mampu.

Progres  yang telah dicapai KREDIBALI

Sejak Gede Andika dinobatkan sebagai salah satu penerima SATU Indonesia Award 2021 dari Astra Indonesia maka KREDIBALI semakin dikenal oleh masyarakat luas sehingga semakin banyak kesempatan untuk kolaborasi dan punya kesempatan untuk tumbuh semakin besar. 

Sedangkan untuk jumlah siswanya juga mengalami peningkatan awalnya di Desa Pemuteran terdapat 75 siswa dan sekarang menjadi 275. Selanjutnya anak-anak tersebut mulai percaya diri dan mulai terlibat dalam kompetisi bahasa Inggris hingga level provinsi. 

Untuk kontribusi sampah, pada tahap 1 di Desa Pemuteran telah berhasil mengumpulkan  781 kg dan ditukar dengan 320kg beras selanjutnya beras tersebut telah tersalur ke 127 lansia. Sedangkan KREDIBALI di Gianyar terdapat  150 siswa. Dan untuk pengumpulan sampah sebanyak 314 kg dan telah ditukar dengan 118 kg dan telah dibagikan kepada 72 lansia. Terakhir, saat ini KREDIBALI  merancang program di Batur Kabupaten Kintamani Bali. Di sana terdapat kawasan hutan lindung dan KREDIBALI melakukan edukasi lingkungan melalui anak-anak yakni satu anak satu pohon. Anak-anak tersebut harus menjaga pohon tersebut hingga tumbuh. Sehingga nantinya hutan Batur tetap hijau dan terjaga kelestariannya hingga generasi mendatang. 

Melihat dampak pendidikan, lingkungan dan dan dampak sosial dari apa yang dilakukannya Gede Andika tidak pernah menyesal membatalkan kuliah beasiswa S2 ke UK. Karena program yang digagasnya telah mendatangkan kebahagiaan untuk banyak orang dan ini membuatnya sangat bahagia dan sekaligus terharu. Dan melalui kegiatan yang ia lakukan tersebut ia mengajarkan kepada kita bahwa kebahagian sejati adalah ketika hidup kita mempunyai arti.

Komentar

Postingan Populer